Meniti ditengah Pandemi

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Hai Bung dan Nona sekalian, pada artikel kali ini saya ingin berbagi tentang perjalanan saya selama masa pandemi COVID19 ini, artikel ini saya tulis sesuai dengan apa yang saya alami dan rasakan. Cerita saya mulai ketika pada pertengahan bulan Februari harus berangkat ke Jakarta karena ada kontrak kerja, saya berangkat dari Malang menggunakan motor (pemotor tetaplah pemotor hehe) dan tiba di Jakarta pagi hari sebelum langsung berangkat ngantor di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Pada bulan Februari masih belum ada warning apapun terkait COVID19 hanya ada pemberitaan mengenai ditemukannya virus baru dan menjangkit secara masiv dikawasan China, dan secara umum masih beranggapan ini sekedar tajuk berita internasional seperti halnya wabah Ebola, SARS, Flu Babi, Flu Burung.

IMG_20200405_235350.jpg

Lengang jalanan di Kemang

Selama di Jakarta

Minggu pertama saya jalani seperti biasa begitupun lingkungan gedung masih banyak ekspatriat saya jumpai, diluar lingkungan gedung juga normal. Di akhir minggu saya terkadang silaturahmi ke rumah teman atau saudara layaknya kondisi normal. Cuman memang sudah mulai diberitakan dan banyak obrolan-obrolan bahwa penularan Covid19 ini cukup cepat dan meluas termasuk indikasi adanya gejala-gejala yang mirip Covid19 terdeteksi ada di Indonesia. Hingga pada akhirnya di hari Senin tanggal 2 Maret 2020 ada pengumuman resmi dari pemerintah terkait adanya pasien positif Covid19, dan lokasi awal penularan pasien 01 berada di sebuah kafe kawasan Kemang, yaaaa gak jauh-jauh banget-lah dari gedung kantor hehe.

Lanjut, sayapun masih beraktivitas seperti biasa hingga akhirnya 1 pekan setelah pengumuman pemerintah tersebut saya mengalami demam tinggi, badan terasa sakit, batuk, pilek dan pusing, yang membuat saya tidak bisa ngantor. Akhirnya ya sudah saya berdiam diri di tempat kos yang difasilitasi perusahaan selama 1 pekan, yang saya fikirkan saat itu adalah tanggungan pekerjaan karena memang sedang padet-padetnya dan tentunya sakit yang dirasa karena waktu itu memang bener-bener sendirian. Pada minggu berikutnya kondisi badan sudah berangsur normal tapi kondisi di luar sudah berubah karena awareness terhadap wabah ini semakin terlihat, mulai dari susahnya cari masker, hand sanitizer, mindset orang-orang sudah peduli akan social distancing, dan kendaraan juga mulai berkurang, hal ini terlihat di jalanan depan gedung yang biasanya macet dan waktu itu tidak. Informasi tambahan, setelah sepekan mengurung diri di kost-an saya ke dokter dan cek darah di salah satu rumah sakit di Jakarta Selatan difasilitasi mobil kantor, dan pada kesempatan ini saya haturkan terima kasih atas perhatian kantor selama saya sakit sampai sembuh.

Selang 1 minggu semenjak saya aktif lagi, pada tanggal 23 Maret 2020-4 April pemerintah DKI Jakarta memulai himbauan agar kantor-kantor menutup kegiatannya dan sudah pada tahap phisical distancing. Alhasil kegiatan ngantor di Gedung beralih jadi ngantor dari rumah alias work from home (WFH) begitupun kantor tempat saya kerja. Situasi secara umum di Jakarta waktu itu sudah semakin sepi bahkan warung-warung makan di tempat kuliner Kemang yang biasanya rame dan jadi tongkrongan wajib daerah selatan disuruh tutup oleh pihak berwajib, asli waktu itu gak seperti Kemang yang selama ini saya tahu. Dengan pertimbangan kondisi dan kemungkinan diberlakukannya lock down untuk DKI Jakarta perusahaan memberikan opsi mau diselesaikan sampai batas kontrak kerja atau diakhiri sebelum waktunya, dan saya memutuskan melanjutkan sampai selesai. Pertimbangannya karena setelah saya kontak beberapa teman di jalur utama Pantura, kondisi jalanan normal tidak ada penutupan.

Sekitar kurang seminggu dari kepulangan saya, kondisi Jakarta sudah sepi sekali, yang diperbolehkan buka secara umum hanya toko kebutuhan pokok, fasilitas kesehatan dan apotek, ya meskipun ada juga sektor lain yang tidak mengikuti himbauan dan tetap buka. Untuk membeli makanan pembeli harus take away, dan saya seringnya membeli langsung banyak untuk stok konsumsi beberapa hari. Patroli gabungan (Pol PP, Polisi dan TNI) hilir mudik dijalanan guna melakukan himbauan, meminta untuk tidak berkerumun, berboncengan, menyuruh pulang atau diminta memakai bagi yang keluar rumah tanpa mengenakan masker serta membuka penutup/spanduk warung-warung makan pinggir jalan agar terlihat ada yang makan ditempat atau tidak. Bahkan melakukan penutupan toko-toko, warung atau bengkel dikawasan zona merah (ini dialami bengkel temen salah satunya, sabar ya bung). Pada tanggal 10 April 2020 pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dimulai di Jakarta dan ini semakin membuat Jakarta layaknya kota besar dengan segala fasilitasnya tapi tanpa pengguna :(.

IMG_20200415_201254.jpg

Kawasan Monas

Perjalanan Pulang ke Jawa Timur

IMG_20200416_232111.jpg

Bersiap pulang ke Jawa Timur

Dan akhirnya tepat 2 bulan saya selesai pekerjaan di Jakarta pada tanggal 16 April 2020 saya bersiap cabut dari Jakarta. Untuk perlengkapan yang saya pakai selama perjalanan pulang ke Jatim ini antara lain, pakaian atas 4 lapis dan bawah 3 lapis, sarung tangan, sepatu boot, masker tertutup balaclava dan diakhiri helm fullface juga tidak lupa sedia hand sanitizer dan obat-obatan/multivitamin di saku rompi agar mudah mengambilnya. Saya berangkat bermotor dari Jakarta pada tanggal 17 April 2020 dini hari sekitar jam 1 dengan maksud sampai di Cirebon pagi hari. Selama perjalanan dari Jakarta menuju Cirebon tidak ada satupun pemeriksaan, ataupun pengalihan jalur. Memasuki jawa tengah juga demikian, sampai diwilayah Batang setelah Pekalongan juga tidak ada meski jalanan cenderung lebih sepi dari biasaya tetapi apabila dibandingkan dengan jalanan di Jakarta tentu lebih ramai. Di Cirebon contohnya, saya sempat istirahat dan ngobrol dengan penduduk setempat. Seperti yang saya lihat memang kondisi di Cirebon masih ramai, warung-warung makan masih banyak yang buka, penarik becak juga masih dijumpai walaupun menurut keterangan lebih sepi dari keadaan normal sebelum pandemi Covid19. Masuk Semarang pun demikian, kondisi juga masih ramai meski kesadaran memakai masker sudah terlihat dan lagi-lagi tidak ada pemeriksaan dijalanan. Untuk jalur yang saya lewati selepas Semarang adalah Bawen, Salatiga, Tingkir, Gemolong, Sragen, Mantingan, Ngawi, Caruban, Nganjuk, Kertosono, Pare, Batu, Malang.

Dari semua daerah yang saya lewati tadi yang saya temui pengalihan jalur ada di kota Sragen dan pengecekan di Batu, diluar itu tidak ada sama sekali hanya terlihat penutupan akses di perkampungan yang diinisiasi oleh warga sendiri. Untuk kondisi dan aktivitas warga juga terlihat biasa saja terutama pada siang hari, tapi begitu menginjak malam sekitar jam 7 keatas sudah mulai terasa sepi dan berbeda dari suasana normal sebelumnya. Untuk tambahan informasi, sebelum saya pulang dari Jakarta saya sudah kontak keluarga dan dinas kesehatan di Probolinggo dan Lumajang mengenai penanganan pemudik/pulang kampunger di tempat tujuan dan saya putuskan untuk melakukan pengecekan dan karantina di Probolinggo, karena lokasi karantina lebih dekat dari rumah keluarga. Oke balik ke perjalanan saya tadi, sesampainya di Malang sekitar pukul 9 pagi tanggal 18 April 2020 (perjalanan +/-32 jam) dan saya langsung membeli bekal sehari semalam agar saya tidak perlu keluar sesampainya di rumah. Saya tidak melakukan karantina di Malang karena seluruh keluarga sudah pulang kampung sejak Maret dan tentunya kondisi rumah kosong. Di Malang menginap sehari dan ambil beberapa keperluan karena masa karantina dimulai di hari Senin 20 April dan saya sebisa mungkin menghindari kontak dengan keluarga di Rumah.

IMG_20200418_053752.jpg

Sabtu Pagi didaerah Caruban, para petani mulai menanam padi

Masa Karantina

Pada minggu sore saya sampai di Probolinggo dan langsung berdiam di kamar khusus yang sebelumnya sudah disiapkan keluarga, karena saya paham dan sadar kondisi saya dari daerah zona merah. Dan saya pribadi menyadari bahwa saya ini sebagai obyek “berbahaya” sebelum masa karantina usai selama 14 hari sesuai anjuran pemerintah. Namun kesadaran ini tidak serta merta disambut baik oleh masyarakat, hal ini saya alami ketika saya di Malang, tanpa diketahui kedatangan saya-pun phobia sudah ada di masyarakat terbukti keesokan harinya di minggu pagi ada selebaran tentang Covid19 dari pihak kelurahan tergeletak depannpintu, entah dari siapa info kedatangan saya bisa sampai pihak kelurahan. Akhirnya saya kontak nomor yang tertera di selebaran untuk menjelaskan tujuan dan bahwa saya tidak menetap di Malang karena akan melakukan karantina di Probolinggo. Begitupun ketika sampai di Probolinggo seruan kata “Lockdown…” langsung terucap meski dengan nada candaan dari tetangga sekitar rumah keluarga hehe. Disisi lain sebenarnya celah untuk tidak melakukan karantina dari dinas kesehatan dan pihak terkait sangat mudah untuk dilakukan, hal ini saya ketahui dari banyaknya pendatang yang tidak melakukan karantina, tidak lapor ke dinas terkait, bahkan mengacuhkan himbauan aparat apabila diketahui.

IMG_20200420_203022.jpg

Pendataan masuk karantina

IMG_20200421_094253.jpg

Pengecekan kesehatan tiap hari

Kembali ke karantina saya, saat saya merilis artikel ini masa karantina saya kurang 1 hari setelah itu bisa pulang (yay….). Untuk tempat karantina ini disiapkan oleh pemerintah Probolinggo didaerah Leces dan ternyata kebijakan tempat karantina ini dilakukan per desa dengan anggaran yang saya dapat info di kisaran ratusan juta perdesa, entah apa ini kebijakan per kabupaten/kotamadya, provinsi atau lingkup nasional. Untuk tempat karantina yang saya huni ini merupakan bangunan sekolah yang dirubah ruangan kelasnya, fasilitas MCK baik, pelayanan kesehatan untuk pengecekan tekanan darah, detak jantung, suhu dilakukan tiap hari dari dinas kesehatan, fasilitas makan minum juga disediakan dengan baik dan terjamin, pun demikian akses internet juga disediakan, penjagaan 24 jam disiagakan apabila diperlukan. Untuk penghuni ditiap ruangan ada 3 orang dengan total terakhir saya di tempat karantina sekitar 20 orang. Adapun pendatang berasal dari berbagai kota, ada yang dari Jakarta, Bandung, Bali, Lombok, bahkan dari Surabaya yang masih 1 provinsi. Jujur saya bilang penanganan pendatang untuk karantina di Probolinggo bagus, kalaupun ada kekurangan saya rasa hal-hal yang minor dan tidak masalah karena ini merupakan fasilitas yang dadakan dalam persiapannya.

Pengecekan darah sebelum pemulangan

Kesimpulan

  • Untuk pencegahan tersebarnya Covid19 menurut apa yang saya alami dan rasakan sangat longgar dan banyak celah, hal itu terlihat dari kurangnya pemeriksaan dijalanan ataupun penyediaan tanggap darurat di lokasi tujuan pendatang.
  • Kesadaran masyarakat dan perorangan bisa dibilang rendah akan penyebaran dan antisipasi pandemi ini. Hal ini dilihat masih banyaknya aktifitas diluar rumah dan kesadaran diri untuk karantina apabila dari luar kota.
  • Pola pikir masyarakat terdoktrin dari media dan informasi yang memberikan kesan menakutkan hingga timbul phobia. Hal ini saya lihat dari reaksi orang terdekat dan keluarga saya sendiri, jangankan orang tua saya yang sepuh bahkan teman saya dengan akses informasi baik dan lebih berpendidikanpun ada kesan ketakutan. Kenapa saya menyoroti masalah ini, karena ketika orang sudah merasa ketakutan/phobia yang ada hanya kekhawatiran tanpa bisa bersikap tenang dan solutif. Seharusnya ada satu portal informasi valid yang dijadikan rujukan dan mudah terakses bagi seluruh masyarakat dan jangan sampai informasi tumpang tindih. Kemudian berikan informasi-informasi positif setiap hari melalui media-media mainstream agar tumbuh rasa optimisme. Kalau perlu bungkam saja media-media yang hanya cari sensasi dan cuman lempar berita tanpa filter yang baik ke masyarakat.
  • Fasilitas karantina sangat diperlukan dan idealnya memang per-desa agar lebih mudah melakukan pemantauan. Masih banyak desa dan wilayah yang tidak menetapkan sistem karantina ini, dan tentunya bisa menjadi celah tersebarnya wabah ini.

Semoga artikel ini berguna, salam.

KOPDARNAS KMHGL VI 2019 MALANG

Hai bung, salam.

Di artikel kali ini saya mau berbagi cerita tentang lebaran-nya para antusias dan loyalis GL 100/125 se Nusantara, KOPDARNAS KMHGL 100/125. Sedikit flashback, Kopdarnas sendiri di inisiasi awalnya di tahun 2014 sewaktu saudara-saudara dari daerah JABODETABEK kita mahfum menyebut chapter JABODETABEK yang niat awalnya touring dari wilayah Jakarta ke Ngawi. Dan ternyata gayung bersambut diamini oleh saudara² dari Semarang dan berlanjut saudara² dari wilayah Solo dan Yogya turut menjadi panitia yang selanjutnya diikuti saudara dari Malang, Surabaya, Madiun, Yogyakarta dan lainnya juga turut hadir dan akhirnya bertemu di Sarangan dan menjadi cikal bakal KOPDARNAS yang rutin diadakan ditiap tahun berikutnya. Selanjutnya berturut dari KOPDARNAS ke-2 di Baturraden Banyumas dengan penyelenggara yaitu dari Chapter Purwokerto, ke-3 di Bandungan Semarang dengan penyelenggara yaitu dari Chapter Semarang dan sekitarnya, ke-4 di Glagah, Kulon Progo Yogyakarta dengan penyelenggara yaitu dari JOGLO, ke-5 di Sarangan Magetan dengan penyelenggara yaitu dari Chapter AE.

gl100 3 - edit OK_Copy.jpg

FB_IMG_1566008793535.jpg

KOPDARNAS I di SARANGAN

DSC_9941

KOPDARNAS ke II di BATURRADEN

Dan untuk tahun 2019 ini, chapter Malang diberi amanah sebagai penyelenggara KOPDARNAS KMHGL VI, tepatnya di Pantai Regent, kawasan Balekambang, Malang pada tanggal 7-8 September 2019 dengan tema “UMAK AYAS ARADOS” yang diambil dari bahasa Malangan yang artinya “kamu saya saudara”.

Untuk KOPDARNAS KMHGL sendiri dilaksanakan atas dasar kebersamaan, dengan inti acara adalah SARASEHAN dimana para tamu dan tuan rumah, saling bertemu, ngobrol, berbagi, bercerita, berkeluh kesah, mencari solusi, dan tentunya saling mengenal karena sebutan KOPDAR di acara KOPDARNAS adalah kepanjangan dari Kopi Darat. Kopi darat sendiri merupakan acara atau momen bertemunya orang-orang sekomunitas atau kelompok yang sudah saling mengenal lewat radio, media sosial, group chat dan lainnya dengan tujuan lebih mengenal dan bertatap muka.

Khusus untuk KOPDARNAS KMHGL ditiap waktu penyelenggaraannya penggalangan dana didapat dari registrasi para tamu yang datang serta penjualan merchandise, dan diadakannya selama 2 hari dan tentunya disiapkan tempat menginap dan konsumsi. Jadi sebenarnya uang registrasi diwujudkan untuk pembiayaan acara, konsumsi peserta, akomodasi, hiburan dan akses masuk lokasi yang umumnya merupakan lokasi wisata.

IMG_20190707_170816

Pantai Regent

IMG_20190707_171136

Kondang buntung

denah 2.jpg

Denah Lokasi

Untuk KOPDARNAS KMHGL VI sendiri pelaksanaannya dipilih berlokasi di pantai sebagai alternatif lokasi karena sering kali sebelumnya berlokasi di dataran tinggi dan juga tentu membantu memperkenalkan obyek wisata pantai di kawasan Malang. Dalam acara nanti berbagai acara akan diadakan antara lain, kontes motor, hiburan, foto sesi, api unggun, fun games, pit stop, bermotor di pantai, dan acara intinya sarasehan. Sedangkan untuk registrasi dikenakan biaya Rp80.000 dan merchandise berupa kaos, stiker dan gantungan kunci senilai Rp95.000. Untuk peserta terregistrasi ada kesempatan pula mendapatkan 1 unit motor honda GL 100 selain banyak pula doorprize lainnya.

Ukuran kaos.jpg

Pantai regent berlokasi di kawasan obyek wisata Balekambang dan akses masuk jadi satu dengan obyek wisata lain dikawasan balekambang, jadi untuk tamu yang ikut serta di KOPDARNAS KMHGL VI ini dapat bonus yaitu juga bisa ngunjungi kawasan Balekambang lainnya. Pantai regent memiliki kawasan yang luas dengan area pantai perpaduan dataran pasir dan kawasan teduh dengan berbagai pohonnya, sedangkan view laut yang instagramable berpasir putih bisa dijadikan obyek swafoto dipadu perbukitan disekitarannya. selain itu dalam kawasannya terdapat semacam danau dengan sebutan Kondang Buntung yang berair payau/tawar yang bisa dipakai untuk renang juga. Untuk akses jalan menuju pantai Regent dari Malang kota sudah baik hanya dibeberapa titik berupa tanjakan dan sempit. Apabila kebingungan arah lokasinya bisa bertanya dengan penduduk sekitar lokasi pantai Balekambang, karena satu lokasi.

Sedikit membahas ikon kopdarnas di malang ini, yaitu sosok perwakilan dari topeng Malangan bernama Bapang Jayasentika, atau lebih dikenal dengan nama Bapang. Menurut beberapa literatur, tokoh yang lahir di kadipaten Banjarpatoman ini memang sedikit unik, wataknya bisa dibilang ganjil, warna merah yang mewakili kelompok kelana tidak seperti Prabu Kelana Sewandanna ataupun Kelana Sabrang yang terlihat bengis dan kejam, bapang walaupun dikategorikan sebagai tokoh protagonis nan sangar namun masih memiliki sisi humanis, ceria serta keanggunan.

Kembali ke bahasan teknis acara, untuk informasi dan kontak acara KOPDARNAS KMHGL di Malang ini saya rincikan dengan link whatsapp sebagai berikut:

Informasi umum dengan sam Naufal serta Informasi umum dengan sam Fadil.

Sedangkan untuk Informasi registrasi dengan sam Achmad, Informasi pemesanan kaos dengan sam Munir, Informasi kontes dengan sam Andre, dan Informasi lapak dengan sam Jambu.

Secara umum, saudara-saudara yang datang terregistrasi diharapkan menggunakan kendaraan GL 100/125 karena ini merupakan acara KOPDARNAS KMHGL, lalu bagaimana dengan saudara yang ingin datang tapi belum mempunyai motor Honda GL 100/125? Panitia menyambut setiap niat baik dengan tangan terbuka, silahkan datang dengan catatan wajib membayar registrasi dan mematuhi aturan selama acara berlangsung.

Selama 2 hari acara akan ada spot-spot dan kegiatan yang dilaksanakan seperti, bermotor di pantai, booth-booth lapak, pitstop untuk membantu apabila ada permasalah kendaraan, sarasehan tentunya, tenda-tenda menginap, sarana ibadah, api unggun, hiburan musik, fun games, kontes motor, awarding dan doorprize dan tentunya menikmati pantai secara bebas bertanggung jawab karena pada acara ini panitia menjadikan pantai Regent private area khusus acara KOPDARNAS.

Demikian kurang lebih informasi acara KOPDARNAS KMHGL VI di Malang, enjoy dan sampai jumpa di pantai Regent.

Salam

Testimoni Pemakaian Suzuki Inazuma GW 250

GW-250-1280-56a654373df78cf7728c6dec.jpg

Bismillah, salam bung,

Kali ini mau berbagi testimoni bagaimana rasanya berpartner dengan Suzuki Inazuma (kok berasa curcol ya bahasanya hahaha) anyway… lanjut bahas Inazuma, saya ambil Inazuma lebih karena saya suka motor bertype cruiser bau-bau touring dibanding sport, berbody sederhana gak banyak gimmick meski secara performa tentunya dibawah motor sport dan tentu alasan lain karena nyamannya. Motor ini saya angkut di kisaran tahun 2014 awal dari dealer suzuki Pondok Pinang, Jakarta Selatan yang didatangkan Suzuki Indonesia berstatus built up. Kalau membaca berbagai artikel lahirnya inazuma ini terinspirasi dari suzuki B-King, dan dipasarkan secara global dari Australia, Asia, Eropa dan Amerika dengan berbagai penamaan antara lain, Suzuki GW 250, Inazuma, GSR 250. Dengan alasan tambahan sebagai produk global inilah yang semakin yakin untuk ngangkut Inazuma.IMG_20160207_075059 edit.jpg

FISIK

Inazuma ini motor yang nampol beratnya untuk kelas 250cc, berkisar 182kg, dan saya pernah jadi korban “jatuh bego” pas pertama-tama bawa karena belum terbiasa dengan body dan beratnya. Ada beberapa solusi pengurangan berat antara lain penggunaan knalpot after market dan penggantian velg yang lebih ringan, walaupun gak signifikan berkurang namun lumayan lah. Sebenarnya berat inazuma ini dalam kondisi standar buat saya sudah nyaman, hanya butuh penyesuaian apabila berbelok, menopang saat diam, braking, memindahkan saat parkir dan lainnya terutama bagi pengguna baru yang baru naik kelas. Sewaktu perjalanan Jakarta-Lumajang di jalur pantura motor ini sangat amat stabil, tidak terasa getar mengganggu, sangat tolerable, didukung lendutan suspensi depan belakang kayaba yang lembut sangat menunjang pemakaian Inazuma untuk jarak jauh. Dengan ban depan berukuran 110/80-17 dan ban belakang 140/70-17 dipadu pengereman cakram keduanya menambah maksimalnya handling motor ini. Di beberapa area ada part yang kurang lazim ditemui di motor yang dipasarkan di Indonesia salah satunya di area suspensi depan, bagian atas bottom shock terdapat plat tebal yang dijadikan semacam bridge yang fungsinya mengarah ke stabilizer suspensi itu sendiri.

SUZUKI-GW250-Inazuma-6634_2.jpg

MESIN DAN PERFORMA

Mesin yang disandang cukup sederhana yaitu 248 cc 2 silinder fuel injectionpendingin cairanSOHC, 6 percepatan, berkompresi 11,5:1 lumayan ramah lah untuk BBM di indonesia. Dengan kapasitas tangki sekitar 13 liter, pengalaman konsumsi bahan bakar selama saya pakai di kisaran 1:25km-30km. Untuk performa motor ini sangat cukup buat saya yang lebih suka jalan santai yang dalam kondisi standar raihan powernya di 24 ps (23 dk) pada 8.500 rpm dan torsi maksimum 22 Nm di 6.500 rpm on crank. Dengan bekal mesin itu saja saya belum berani pol-polan maenin top speed, maklum cupu hehe. Kendala yang pernah saya alami berkaitan dengan mesin sewaktu touring ke Pacitan via Wonosari adalah thermostat mati, yang akibatnya sensor suhu radiator menyala terus. Sebenarnya rusaknya thermostat lebih karena sewaktu di daerah Banjarnegara terjebak macet parah gak gerak jadinya pendinginan radiator hanya dari kipas, dan alhasil setibanya di Yogyakarta termostat dilepas dan diganti sesampainya di Jakarta. Selain itu gak ada trouble lain dari sisi mesin selama pemakaian. Untuk penggunaan menginjak 5 tahun keatas, disarankan cek persoketan dan pengapian karena dengan banyaknya sensor tentu berpengaruh saat engine checking. Secara tampilan inazuma ini saya sukai secara desain karena dapat kesan gagahnya, mature, simple, elegan, sederhana, meski ada beberapa spot yang bisa dimaksimalkan semisal spakbor depan dibikin lebih kecil. Sorry buat yang butuh attention di lampu merah, jangan ambil motor ini. Dengan knalpot berkonfigurasi 2-1-2 dimana ditengah tertanam catalytic converter dan output 2 moncong semakin menambah kegantengan dan gagahnya motor ini. Oh iya jangkauan ke area kemudi lumayan jauh untuk standar orang indonesia, kalau dipakai perjalanan jauh lumayan berasa di lengan, hal ini bisa diakali dengan penggunaan raiser. Untuk perjalanan malam penggunaan lampu bertype H4 buat saya sangat mencukupi penerangan selama perjalanan, untuk tampilan speedometer dengan perpaduan analog dan digital sangat lengkap dan terbaca jelas bahkan di kecepatan tinggi.

IMG_20151225_083213.jpg

KESIMPULAN

Inazuma merupakan solusi buat pemotor yang mengutamakan kenyamanan, bicara performa nomor sekian. Dengan tersebarnya motor ini diberbagai benua menjadi produk global suzuki yang seharusnya tidak perlu khawatir akan keberadaan part, apalagi mau nimbrung diberbagai komunitas Suzuki Inazuma. Meski saat ini Suzuki Indonesia sudah tidak memasarkan produk ini, namun di negara lain masih dipasarkan jadi bisa disimpulkan ini merupakan produk yang bagus dan partnya masih banyak tersedia.

Salam

Image pribadi dan google

Modifikasi Honda GL 100

Assalamualaikum, salam…

Pada artikel ini saya mau berbagi spek kendaraan sehari-hari dan untuk touring saya, Honda GL 100 1989. Sedikit mengingat dulunya saya dapat kendaraan ini di daerah Jakarta Selatan daerah Jagakarsa dalam kondisi sehat utuh dengan identitas masih pemilik pertama.

IMG_20180624_073242.jpg

Merumput di kawasan Bromo

Oke mulai bahas spek mesin sendiri, untuk mesin sendiri secara umum masih standar dengan perubahan silinder blok ov 50 dan karburator dengan ventury lebih besar dari standar yang awalnya ⌀22 jadi ⌀24. Mesin sendiri sudah beberapa kali turun dan belah dari masalah paking bocor, ganti klep ato sekedar bebersih ruang bakar yang berkerak, dibantu teman dan bengkel komunitas di daerah Bogor dengan mas Sunaryo Muhyan, Jakarta dengan kakak Riko di Manggarai dan Anto di daerah Jembatan Lima, Karawang dengan mas Mukti Purwito (M-Plus), mas Oni di Malang. Sentuhan terakhir kali baru saja dikerjain di bengkel mas Andre D’Gass (The Most Recommended of Honda Kaizen Engine Technician… so far :D) yang berlokasi di daerah Sumber Pucung, Malang pas ganti as gir depan yang prothol botak dan akhirnya dilas mati sama gir depannya, sekalian rapih-rapih silinder head, ganti ring seher & porting saluran hisap dan buang. Alhamdulillah sekarang mesin enak dipakenya walaupun spek gak gahar-gahar amat dengan kubikasi masih di kisaran 105cm³, maklumlah saya lebih ke penikmat perjalanan jadi gk kenceng kalo jalan.

IMG_20181225_092912 edit.jpg

Beristirahat sejenak di kota tua Semarang

Selanjutnya urusan lain yang berubah adalah sektor kaki-kaki karena sudah tidak layak pakai seperti suspensi depan yang ganti sampai habis 2 set bekasan GL 100 karena barunya susaaaahhh, trus rem depan kalipernya sudah tidak bisa distel sedangkan rem belakang bagian tromol atau drumnya sudah legok/ngantong jadi sudah tidak bisa di stel juga. Untuk urusan kaki-kaki ini saya rombak total dengan produk dari suzuki kecuali ban hehe , antara lain: suspensi depan ganti total pakai punya satria FU FI 150 termasuk spakbor, velg depan belakang ganti pake punya suzuki axelo komplit, pengereman depan pakai punya skywave komplit atas bawah, pengereman belakang pakai suzuki axelo komplit, footpeg penumpang pakai punya shogun 110, swing arm pakai punya suzuki axelo dan terakhir shock breaker belakang pakai punya suzuki smash gen awal karena menyesuaikan swing arm axelo yang lebih panjang dibandingkan standar GL100. Penggunaan swing arm panjang sendiri juga sengaja karena tujuan saya lebih ke lendutan roda belakang yang lebih lembut dan empuk tentunya, maklum betah nglayap diatas motor :D, Untuk ban sendiri saya suka yang bertipe dual purpose karena lebih fungsional saja kalo pas dijalan, setelah hunting dan baca berbagai review dipilihlah Swallow SB 117 street enduro dengan ukuran 80/90-17 depan dan 90/90-17 bagian belakang. Pemilihan profil 80/90 dan 90/90 karena ngejar tinggi ban supaya lebih nyaman meredam benturan dan getaran… so far puassssss.

IMG_20190106_183558.jpg

Merasakan mulusnya jalan protokol Kawasan Thamrin Jakarta

Untuk pemasangan sendiri kurang lebih bisa saya jabarkan sebagai berikut, suspensi depan lebih kecil 1mm dari bawaan GL 100 yang berdiameter ⌀27 jadi dipasang bos agar bisa anteng kejepit segitiga. Untuk segitiga sendiri masih pakai bawaan GL 100 karena lebih mudah pas pemasangan spidometer tanpa perlu modifikasi braket dudukan spidometer apabila pake segitiga satria FU FI. Lanjut ke velg depan dilakukan papras sebelah kiri bagian as karena segitiga GL 100 lebih sempit dibanding total lebar as velg axelo, untuk kaki-kaki belakang tanpa banyak perubahan malah bisa dibilang plug and play karena lebar pangkal swing arm sama persis dengan dudukan as arm di rangka GL 100 standar, alhamdulillah gak pake gerinda-gerindaan :). Yang sedikit bermasalah sebenarnya ada pada panjang swing arm karena begitu kita mau atur kekencangan rantai, kaliper belakang akan mentok pada batang bawah shock breaker. Kedepannya rencana mau potong arm menyesuaikan panjang bawaan GL 100, dan tentu konsekuensinya ganti shock breaker lagi dengan yang lebih pendek.

IMG_20190309_081912 edit.jpg

Menikmati sunrise di Cukul Pangalengan

Untuk pengapian dan kelistrikan sendiri masih bawaan GL 100 dengan perubahan hanya pada lampu dengan penggunaan led pada bagian belakang dan penggantian reflektor depan dengan punya isuzu elf yang menggunakan soket H4. Sewaktu penggantian lampu depan ini tidak susah karena dimensi reflektor isuzu elf serupa dengan punya GL 100, hanya pada gl 100 bagian bawah sedikit melebar sekian mm. Untuk kaca depan masih pakai punya GL 100 karena bentuknya yang jadi kekhasan dari sendiri dan direkatkan pada reflektor isuzu elf menggunakan sealant hi temp.

Demikian kurang lebih yang saya rombak pada motor tunggangan saya sehari-hari ini.

Enjoy.

IMG_20180826_152356.jpg

Habis nanjak di daerah pacet istirahat di Cangar, Malang

Pada Suatu Ketika

Once upon a time…

Disuatu kaki gunung berhutan lebat hiduplah seorang anak lelaki pemalu, kehidupannya dilalui dengan keseharian yang monoton, keras, lelah, tidak dihargai, dan terbully. Dari masa kanak hingga beranjak dewasapun tidak jauh dari cemoohan orang, sikap remeh acuh padanya, dan terbentuklah seorang dengan ketidak percayaan diri yang sangat rendah, ketakutan pada sekitar yang kental dan trauma.

Pada titik tertentu akhirnya dia menikah dengan seorang wanita penurut dengan segala takdir yang memang tertulis demikian. Ketika berkeluarga  dia mulai tahu bagaimana seharusnya dia bersikap, menjadi lelaki, berkehendak dan hilanglah semua traumanya yang dulu dan muaranya menjadikan kehidupannya kian baik. Akan tetapi disisi lain dia mulai sekehendak hati bersikap kepada istri, anak dan orang sekitar yang mendukungnya. Semua harus mengikuti semua mau dan egonya, dengan kuasa dan percaya diri berlebih dia lupa bagaimana rasanya dahulu dia perlakukan. Semakin hari kehidupan yang kian baik menjadikan dia sombong seakan dia mampu akan segala sesuatu hingga pada suatu ketika, istri dan anaknya meninggal, hidupnya mulai labil diikuti menjauhnya orang disekitaran. Dan diapun MENINGGAL. Tamat.

FB_IMG_1478954047355.jpg


Once upon a time in another universe…

Hiduplah pria paruh baya dengan kehidupan metropolis yang berkecukupan dibelantara hutan beton tempatnya menghabiskan jatah oksigen (Perjaka tua haha). Dia merupakan pahlawan super yang banyak membantu orang sekitar, suatu ketika kehidupan sempurnanya tiba-tiba dimasuki sesosok perempuan idaman semua pria yang membuatnya terkesima dan jatuh cinta. Nampaknya sang perempuanpun berkehendak yang sama hingga merekapun menikah, sang pahlawan super ini bahagia dengan kehidupan barunya. Hari demi hari berlalu sedemikian cepat hingga suatu waktu mulai muncul tabiat asli sang istri, tekanan demi tekanan tak kuasa ditahan sang pahlawan super ini, kendati dia kebal senjata dan api.

Karena sikap rendah hati dan mengalah kepada perempuan merupakan sikap dan sifat defaultnya pahlawan super, maka dia terus mencoba bertahan, namun tanpa ada berkurang dan berubahnya sikap dan sifat istrinya membuat sang pahlawan super semakin melemah, layaknya Kal el mendekati sebongkah cryptonite. Hingga suatu ketika dia tidak tahan dengan semua gempuran dan tekanan sang istri, membuat pahlawan super ini MENINGGAL. Tamat, terima kasih sudah membaca cerita sampah ini… bye.

Touring Motor ke Cukul Sunrise Point dengan GL 100

Assalamualaikum, hi Bung,

Single touring kali ini dengan niatan silaturahmi ke temen-temen di Bandung sekalian ke spot liat matahari terbit yang setaun belakangan happening, Cukul Sunrise Point atau disebut juga Puncak Giri. Starting point dari Kemang, Jakarta Selatan Jumat malem sekelarnya kerjaan kantor di jam 10.00 malem betot gas Jaran Ireng (sebutan GL 100 CDI saya :D) dengan santai menyusuri rute Kemang, Pasar Minggu, Margonda Depok lanjut kiri jalan baru tembur jalan raya Bogor ke kanan arah Cibinong tembus perempatan sebelum Jambu Dua Bogor. Sempat berenti buat isi bensin dan cek-cek ulang rante dan lainnya di daerah Tanjung Barat buat bekel jalan biar gak berhenti-berhenti lagi.

Kisaran jam 11.30 malem udah masuk Bogor dengan kondisi sepanjang jalan gak semacet pas wiken, Alhamdulillah. Dari Bogor hajar throttle arah puncak dengan tikungan-tikungan yang ‘maksa’ saya full cornering sepanjang jalur arah puncak dengan jaran ireng lansiran 1989 yang kebetulannya seperti saya bilang tadi, jalanannya gak macet dan gak hujan #menyenangkan. Kisaran jam 12.00 tengah malem  udah diposisi sebelum puncak pas dekat spot foto-foto di kebon teh yang ada gapura perbatasan, istirahatin badan dan sekalian ngedingin mesin sekitar 5 menit dengan kondisi daerah puncak yang dinginnya ‘PAS’.

IMG_20190309_001554 edit.jpg

Puncak jam 12 malam

Setelah dirasa cukup istirahatnya, lanjut jalan arah Bandung. Jalurnya lewat jalur mainstream yaitu Puncak, Cipanas, Cianjur, Cipatat, Citatah dengan bukit2 kapurnya, Padalarang, Cimahi. Sampai Cimahi kisaran jam 02.00 istirahat sebentar di pom Bensin Cisangkan sekalian kontak teman yang rencana juga mau bareng ke Cukul, setelah istirahat ngopi dan ngobrol-ngobrol jam 03.30 lanjut jalan arah bandung kota menemui teman lain di Katapang dan Banjaran yang ternyata juga mau ke Cukul barengan. Pas Adzan Subuh nunggu teman di pertigaan Banjaran pasnya di pom Bensin sekalian Subuhan.

Selepas dari pom Banjaran dan beres urusan semua lanjut gas ke Cukul via jalan raya Pangalengan dengan jalur, Cimaung, bunderan Pangalengan ke kanan, Setu Cileunca lanjut arah Cukul Sunrise Point. Karena jalur cuman itu-itu aja jadi sebenernya gak susah ke arah tujuan, paling pas di pertigaan bunderan Pangalengan yang kita ambil jalur kanan arah Situ Cileunca-Cukul. Setelah perjalanan gak sampai 2 jam dari Bandung ke Cukul kita sudah bisa sampai di Sunrise Point.

Oh iya, selama perjalanan berangkat sebenarnya gak kena hujan cuman karena kondisi jalanan yang lembab dan dingin jadi basah, dan sempet beberapa kali ngegeol di tikungan bahkan salah satu teman jatuh terpeleset jalanan yang licin tadi, so… hati-hati Bung.

Setelah sampai di Cukul Sunrise Point akses masuknya ada di samping danau berbunga teratai indah depan villa kuno yang katanya villa peninggalan Jerman. Untuk biaya masuk dikenakan parkir permotor Rp3.000/motor dan masuk ke titik lihat matahari terbit Rp10.000/orang.

IMG_20190309_081912 edit.jpg

Villa Jerman dengan danau didepannya

Sepanjang perjalanan selepas situ Cileunca kita disuguhi pemandangan indah hamparan perkebunan teh dan jalan full cornering dan kondisi yang bisa dibilang bagus, setelah masuk dari depan vila Jerman ke parkiran jaraknya kurang lebih 200 meter dengan kondisi jalan masih berbatu jadi jalan pelan-pelan saja. Setelah sampai diparkiran usahakan kondisi motor di kunci ganda buat jaga-jaga walaupun kondisi parkiran ada penjaga karena posisi Cukul Sunrise Point masih naik sekitar +/-50 meter. Setelah membayar tiket masuk kita naik sedikit beberapa anak tangga menuju titik lihat Sunrise  dengan fasilitas yang lumayan lengkap termasuk warung kopi dan kita bisa memilih beberapa posisi yang sudah tersedia dan langsung disuguhkan view hamparan perkebunan teh dengan perbukitan yang indah nan hijau, dan semburat cahaya matahari yang perlahan naik. Alhamdulillahnya lagi semesta mendukung daaaan… Masyaallah indahnya Bung.

Berikut foto-foto di lokasi Cukul Sunrise Point dan disekitarnya.

IMG_20190309_080623 edit.jpg

Cukul Sunrise Point

IMG_20190309_061537 edit.jpg

Cukul Sunrise Point

IMG_20190309_063243.jpg

Cukul Sunrise Point

IMG_20190309_083048 edit.jpg

Pemetik pucuk teh

IMG_20190309_082843 edit.jpg

Dibawah Cukul Sunrise Point

Setelah puas di Cukul Sunrise Point, rute pulang mampir ke Situ Cileunca. Disini kita tidur dan sarapan, oh iya di situ Cileunca terdapat beberapa warung makan lengkap dengan saung di tepi Situ dan pas turun arah bandung ada beberapa toko oleh-oleh serta semacam koperasi unit usaha buat beli buah tangan. Untuk rute balik ke Jakarta kurang lebih sama dengan jalur berangkat tentunya kebalikannya, dengan sedikit diselingi hujan dibeberapa daerah.

IMG_20190309_093149 edit.jpg

Situ Cileunca, Pangalengan

Catatan tambahan Bung, buat yang berangkat kesana sekiranya tetap jaga kebersihan, jaga sikap dan tidak arogan sepanjang jalan.

Salam.

Under Sky of Java (1.328km)

Jawa Barat (359km)

Assalamualaikum, salam semua.
Touring ala saya kali ini dengan rute Jakarta Barat-Malang mengendarai Honda GL100 tahun 1989. Berangkat dari Jakarta Barat hari Jumat (11 Mei 2018) jam 22.00 ke arah Bogor via Pondok Cabe-Parung dan sampai tkp jam 24.00 untuk ketemu saudara KMHGL Bogor dan teman Jakarta lainnya. Jalur Jakarta Bogor jam segitu relatif lancar dengan kondisi jalanan secara umum mulus hanya beberapa jalur yang bumpy/tambalan bahkan berlubang seperti daerah depan ex terminal Lebak Bulus, Pondok Cabe, Parung-Kemang, Salabenda ke Cimanggu. Lanjut berangkat arah Bandung via puncak jam 01.00 yang dinginnya ampun²an diantar om Dhika fauzan bercelana kolor (edun pisan) sampe puncak pass.

Lanjut sendirian dari Puncak arah bandung dengan badan mengkeret dan jari lumayan kaku karena kedinginan sampai Cianjur, lepas Cianjur arah Cipatat sudah lumayan hangat walaupun ya tetep dingin 😥. Traffic lancar hanya pelan dibeberapa tempat seperti bekas longsor dibawah Puncak Pass arah Cianjur, dan jalanan bumpy di Cipatat selepas Cianjur, banyaknya truk dan jalanan yang bumpy di tanjakan kawasan Citatah arah Padalarang. Sampai padalarang pas Shubuh langsung ishoma bermenu bubur ayam khas Sunda. Karena kurangnya tidur alhasil yang harusnya bisa sampai Bandung subuh akhirnya molor sampai jam 8 karena banyakan istirahat dibanding jalannya 😅, termasuk salah satunya istirahat di Cimahi karena jalannya motor udah mereng-mereng karena ngantuk 😪. Selesai istirahat bentar tanpa bisa merem lanjut masuk Bandung langsung hajar lewat By Pass arah Nagrek dengan kecepatan penuh tapi gk bisa karena kebanyakan persimpangan bertraffic light 😄. Udah aja serangan kantuk terussss datang, dan istirahatlah lagi sekalian ngopi di warkop sebelah pom bensin Shell sekalian isi full tank Shell Super. Sedikit tips dari teteh penyeduh kopi, kl darurat ngantuk adanya kopi sachet-an, udah aja seduh tapi jangan diaduk… Yah lumayan emang bantu melek mata 😳.

Selepas Bandung kejebak macet di Cileunyi ampun²an tapi arah Cicalengka udah aman terkendali. Sesampai Cicalengka istirahat sambil ganti oli motor lanjut lagi arah Nagrek. Jalur dari Bandung sampai Nagrek tergolong lancar dan oke.

Sampai Nagrek perjalanan gak lewat Ciawi tapi ambil kanan arah Garut karena pengen lewat selatan, jalanan Nagrek-Garut banyak bumpy dan berkelok khas jalur perbukitan. Jalanan yang diapit sama Gunung Galunggung dan Gunung Cikuray ini lumayan teduh tapi lebih sip lagi kl aspalnya halus khas Wonosari arah pacitan. Sampai garut tengah hari yang panasnya ampun²an, disambi makan kue apem bekel dari temen² Bogor sambil banyakin minum air putih tentunya.

Lanjut dari Garut arah ke Tasik via Singaparna, jalurnya kurang lebih sama banyak nemu bumpy sepanjang jalan. Suspensi belakang sepanjang 360mm lumayan membantu, belum lagi swing arm lebih panjang sekitar 60mm lebih lembut ayunannya jadi tidak membuat badan lekas capek dihajar jalanan yang begajulan. Jalur Garut-Tasik didominasi kelokan cilukba yang gak terlalu nekuk, jadi masih bisa diatasi dengan santai. Beda dengan jalur Pacitan-Trenggalek (detil di cerita berikutnya). Selepas Salawu arah Singaparna istirahat di The Famous Restaurant buat anak² Jabodetabek 😏, yaitu RM M Agni. Rumah makan ini tentunya khas Sunda dengan saung² diatas kolam dan lalapan yang hadir di tiap meja. Saya memesan makanan yang aneh menurut saya, yaitu oseng kluwek muda+oseng leunca dengan bumbu kelapa+ayam goreng+lalapan dan asupan karbo dari bihun minus nasi maklumin yah lagi sok²an diet Keto hahaha 😝.

Selesai menunaikan kewajiban buat anak Touring Jabodetabek di RM Agni, langsung hajar Tasikmalaya. Dan touch down di Manon Jaya sekira pukul 15.00 sudah menunggu kang Aep Saefuloh dari Tasik dan kang Husni Fahmi dari Ciamis. Udah deh istirahat+mandi² di tempat kang Aep sampai lepas maghrib. Lanjut perjalanan ke Banjar dianter kang Aep sekalian ditraktir mi Ayam home made enak bingit di tengah kota Banjar yang ternyata masih familynya. Jalan dari Manon Jaya ke Banjar juga perbukitan, naik turun dan berkelok. Kemampuan lampu utama yang sudah dimodif pakai reflektor isuzu elf teruji, jadinya terang banget dan sayapun puassss. Selesai makan kang Aep lanjut anter sampai perbatasan Jabar-Jateng mentok sampai Pom Bensin di jalan Banjar-Majenang sebelum tugu perbatasan sekitar pukul 22.00. Demikian catper buat Jabar.

Jawa Tengah-Jawa Timur (Majenang-Purwokerto-Wonosobo-Dieng-Muntilan-Sleman-Yogya-Wonosari-Pacitan-Treanggalek-Tulungagung-Blitar-Malang-Pasuruan-Probolinggo-Lumajang-Malang sejauh 969 km)

Lanjut setelah dilepas kang Aep, hajar throttle arah purwokerto melewati kawasan Majenang. Jalur Banjar-Purwokerto awalnya lurus-lurus saja dan berkelok menjelang memasuki kota Purwokerto, untuk kondisi jalanan sendiri secara umum baik dengan selingan bumpy. Jalanan sebelum Puwokerto didominasi kawasan perhutanan dengan penerangan jalan sangat minim terutama beberapa puluh kilometer sebelum Ajibarang, dan ini sangat terasa apabila melakukan perjalanan malam so… siapkan penerangan motor sebaik mungkin. Sampai di Puwokerto hampir pukul 1 malam dan istirahat selepas pusat kota dengan mampir disebuah warung angkringan didaerah Sokaraja memesan kopi hitam kental sembari ngobrol dengan suami istri pemilik warung. Selesai istirahat sekitar 30 menit lanjut arah Wonosobo selepas Sokaraja melalui jalan pintas yang menurut saya kondisinya bagus. Jalur ini lumayan ‘potong kompas’ arah ke Banjarnegara sedangkan kondisi jalanannya secara umum bagus dan lurus-lurus saja jadi lumayan bikin ngantuk 😪. Selepas Banjarnegara lanjut hajar arah Dieng-Wonosobo dengan target meniomati Sunrise di bukit Sikunir, jalur ini didominasi tanjakan dengan kawasan hutan yang semakin lama semakin dingin seiring ketinggian wilayah yang dicapai. Pas adzan Subuh Jaran Ireng sudah masuk kawasan Dieng dan beristirahat sekalian subuhan di daerah Kejajar. Setelah itu lanjut mengejar sunrise bukit Sikunir namun sayang karena dipikir motor bisa langsung keatas sampai tempat melihat sunrise ternyata harus naik bukit lagi selama kurang lebih 30 menit, alhasil kesiangan 😢 sialnya lagi hape rusak setibanya di Malang jadi semua foto dan video selama diperjalanan hilang 😖.

Oh iya untuk kondisi jalan sendiri dari Wonosobo arah Dieng bisa dikatakan baik kalaupun ada rusak hanya ditemukan dibeberapa tempat tapi ditebus dengan indahnya pemandangan wilayah Dieng. Kisaran jam 8 pagi setelah sunrise yang kesiangan lanjut gas ke rumah mas Fakih Amrulloh di daerah Dieng juga guna silaturahmi sekaligus istirahat.

Ngumpul makan bareng depan Anglo

Setelah ngobrol bersama mas Fakih dan saudara-saudara lainnya datang juga mas Katno teman Facebook yang pernah bersua di Baturraden sekira 2015 saya lanjut istirahat dengan harapan selepas ashar bisa lanjut perjalanan. Walhasil kebablasan tidur sampai jam 5 sore saking pulesnya ditambah hawa Dieng yang dingin menyejukkan. Dan akhirnya yaaa molor setelah maghrib baru berangkat guna lanjut touring arah Pacitan hehe. Sekitar jam 19.00 berangkat dari kediaman mas Fakih balik turun arah Wonosobo, selepas Wonosobo di pertigaan Kertek lurus saja jadi ambil jalan pintas tidak melewati kota Temanggung bisa langsung tembus Muntilan. Jalur Bondowoso-Muntilan lebarnya 2 mobil pas dan juga berkelok-kelok dengan kondisi jalanan yang baik. Sebelum masuk kota Muntilan istirahat rebahan di warung angkringan sembari memesan kopi jahe dan ngobrol dengan pemiliknya seorang bapak yang ramah membahas Honda GL hehe. Setelah istirahat sekitar 1 jam lanjut sekitar jam 10an malam, bablas arah Sleman. Setiba di Sleman isi bensin sambil istirahat sebentar dan lanjut arah Pacitan via Wonosari. Arah Pacitan ini saya tempuh lewat jalan Magelang-Purworejo, Depok, Wonosari, Pracimantoro dan istirahat sekalian silaturahmi dengan teman didaerah Punung (Pacitan). Jalur ini bisa saya katakan sebagai jalur terbaik dan terrekomendasi buat pelaku touring, jalurnya lebar-mulus dengan marka jalan yang jelas. Walaupun sepi dan berkelok dengan tikungan cilukba dibanyak tempat tapi sangat OK. Hanya selepas Wonosari arah Pracimantoro sedikit spooky 😱 gak tau kenapa berasa demikian. Dan sampai di Punung pas Subuh dan lanjut ke kediaman teman. Selesai silaturahmi ngobrol² panjang lebar lanjut masuk Pacitan kota dan ambil kanan arah lorok yang tembus Trenggalek, jadi tidak lewat Ponorogo. Jalur ini berliku dan sepi dengan kualitas jalan yang bervariasi, lepas Pacitan jalanan bagus sampai sekitar 10km dan memulai jalur berkelok namun masih aman. Selepas itu baru jalanan mulai menyempit dengan kualitas jalanan yang campur bergelombang sampai panggul. Berhenti di Panggul guna isi Bensin dan ini satu-satunya pom bensin sejauh 170an km dari Pacitan sampai Trenggalek. Selepas Panggul jalanan menguji adrenaline dengan tanjakan berkelok, sempit dan kondisi jalanan yang rusak sejauh kira-kira 5km selepas itu jalanan lumayan baik namun naik turun dan belokan cilukba yang bertubi-tubi. Bukan hanya 90° bahkan ada yang putar balik (U turn) tentu kemampuan kendaraan diuji disini, alhamdulillah amaaaannnnn 😎.

PLTU Pacitan

Sampai di Trenggalek sudah malam kisaran jam 20.00 dengan kondisi jalanan yang tidak terlalu ramai hanya barengan dengan truk-truk jalur selatan dan apesnya jalanan selepas Trenggalek-Tulunggagung sorry to say… Remuk parahh sampai motor kena lobang besar di tengah jalan dan terpental, alhamdulillah tidak sampai terjatuh. Tulungagung-Blitar jalur aman, lancar dan jalanan juga OK… Kebanyakan hanya lurus saja dan akhirnya touch down di alun-alun Blitar jam 21.30 buat makan dan istirahat. Jam 22.00 lanjut malang via Kepanjen dengan kondisi jalanan yang so-so dengan Tulungagung-Blitar. Kondisi jalanan juga sepi karena sudah malam dan sampai rumah passss jam 24.00. setelah istirahat besoknya lanjut urus surat mutasi GL 100 ke Lumajang via Pasuruan-Probolinggo. Jalur ini kondisinya khas JawaTimur lumayan baik namun bergelombang. Dibeberapa lokasi ada kerusakan seperti di jalur pintas selepas warung dowo ke kanan tembus terminal Pasuruan, dan bumpy maksimal sebelum masuk Klakah Lumajang. Setelah sampai di Samsat Lumajang sekitar jam 10.00 dan selesai urusan samsat istirahat di rumah orang tua, sekitar jam 14.00 kembali ke Malang via Ranu Pane-Tumpang antara gunung Bromo dan Semeru. Jalur ini dari arah Lumajang menanjak, berkelok dengan kualitas aspal yang baik. Ada kerusakan jalan sedikit begitu turun arah Tumpang Malang sekitar 500m, untuk Jalur ini sangat direkomendasikan jalannya pagi sampai sore karena banyak kelokan, masuk hutan rimbun dan tepian jurang walaupun kualitas jalanan baik. Dan tentu kalau jalan pas malam hari tidak bisa menikmati indahnya lautan pasir dan kawah Bromo 😍. Selain indahnya pemandangan sepanjang jalan jalur ini juga menyingkat waktu perjalanan sampai hanya 2 jam++,dibanding via Probolinggo atau jalur selatan tembus Kepanjen.

Demikian catatan perjalanan ‘petualangan’ touring Jakarta Malang ini. Salam.

Image golden sunrise bukit Sikunir dan PLTU Pacitan ambil di Google

Selamat Ulang Tahun ke 25 Monster

25 years of Monster.jpg

Halo bung, ini curhatan saya sama lansiran 1993 ini dan sampai sekarang belum keturutan menyandingnya hanya bisa mengagumi dan memposisikan diri sebagai secret admirer entah sampai kapan. Pertama menyukainya sewaktu saya SMP dan langsung falling in love at first sight. Dia begitu mempunyai daya tarik bahkan untuk anak seumuran saya kala itu, proporsi fisik yang begitu indah, abilitas yang mumpuni dan sampai sekarang terbukti dia evergreen.

Mengutip liriknya mas Ed Sheeran, “Cause, honey, your soul could never grow old, it’s evergreen ..” terasa pas buatnya.

Ducati Monster, pertama diperkenalkan dan masih berupa prototype pada tahun 1992 di gelaran “Cologne International Motorcycle show” dan rilis pada maret 1993. Menurut desainernya Miguel Galluzzi Filosofi dari penciptaan Ducati monster adalah “Yang kamu butuhkan hanyalah: Jok/Sadel, tanki, mesin, dua roda dan stang kemudi”, yapp itulah yang sepemikiran antara saya dan bung Miguel Galuzzi tentang motor.

ducatimonster04-22_g.jpg

Sketsa awal Ducati monster

Berikut all series dari Dicati Monster ini dari awal perilisan:

1993

slide-8_1993-monster-9001.jpg

Ducati Monster M900 (1993)

Rilis pertama adalah Ducati Monster M900 tahun 1993 dengan mesin dari Ducati 900SS berpendingin udara dan frame teralis punya Ducati 888 menggebrak dunia permotoran. Sosok motor yang simple, handling menyenangkan, ringan dikelasnya, maskulin menjadi nilai plus tersendiri, namun dari sisi penjualan walaupun tidak dibilang gagal lumayan terganjal dengan harga yang mahal.

Mesin: 904cc, air-cooled desmo L-twin, 4v, SOHC
Daya: 67bhp @ 7000rpm
Torsi: 76nm @ 6000rpm
Berat: 185kg

1994

Setahun berikutnya muncul adiknya yang berkubikasi lebih rendah dan lebih ringan tentunya, Ducati Monster M600

1994Monster.jpg

Ducati Monster M600 (1994)

M600 booming, karena harga yang lebih terjangkau, lebih ringan dan cocok untuk perkotaan. Bentuk persis M900 bedanya secara fisik di cakram depan M600 1 buah.

Mesin: 583 cm, air-cooled desmo L-twin, 4v, SOHC
Daya: 53bhp @ 8250rpm
Torsi: 47nm @ 7000rpm
Berat: 175kg

lanjut rilis edisi berikutnya, muncullah Ducati Monster M400 yang mana seri ini hanya dipasarkan di Italia, Jepang dan Singapura. Namun rumornya saat itu juga di ekspor ke Indonesia, Philipina, Taiwan dan Thailand. M400 dikembangkan berbasis M600 dengan stroke crankshaft yang lebih pendek dan diameter piston yang lebih kecil. Secara fisik plek ketiplek dengan Ducati Monster M600. Seri ini bertahan sampai tahun 2003.

ducati-monster-400.jpg

Ducati Monster M400 (1994)

Berikut spesifikasi Ducati Monster M400

Mesin: 398 cm, air-cooled desmo L-twin, 4v, SOHC
Daya: 43bhp @ 10500rpm
Torsi: 33nm @ 7500rpm
Berat: 174kg

1996

Beberapa tahun setelahnya 3 seri diatas tetap hadir tanpa ada perubahan berarti sampai di tahun 1996 ada perubahan pada Ducati Monster 900 dengan penamaan M900S. Tipe ini ada penambahan tenaga, suspensi ohlins belakang bertype race grade, ketinggian dan windshield imut diatas headlight.

DUCATI-Monster-900S-11837_2.jpg

Ducati Monster M900S (1996)

Mesin: 904cc, air-cooled desmo L-twin, 4v, SOHC
Daya: 74bhp @ 7000rpm
Torsi: 76nm @ 6000rpm
Berat: 183kg

Dan di tahun ini pula muncul Ducati Monster 750 dengan mesin dari Ducati 748 dan frame teralis masih bawaan Ducati monster.

Ducati-m750-4.jpg

Ducati Monster M750 (1996)

Mesin: 748cc, air-cooled desmo L-twin, 4v, SOHC
Daya: 62bhp @ 7500rpm
Torsi: 61nm @ 6850rpm
Berat: 178kg

1997-2000

Lanjut di tahun 1997 Ducati M750 Dark lahir, dengan spek masih sama dengan pendahulunya. Dan di tahun 1998 giliran M900 yang diberi polesan dengan hadirnya seri Limited Edition M900 Cromo dengan dapur pacu persis dengan M900S.

25037052_2073407046273003_5627376183986356224_n.jpg

Ducati Monster M900 Cromo (1998)

Dan tak lupa seri M600 di tahun 1998 ini mendapat sentuhan baru dengan hadirnya seri Dark. Ducati Monster M400, M600, M750 dan 900 berlanjut tanpa ubahan berarti sampai tahun 2000 yang mana ditahun ini lahirlah generasi mesin dengan pengabutan bahan bakar injeksi (EFI) dengan seri M900ie. Adapun update di M900ie ini antara lain: shok absorber belakang menggunakan Sachs, pengabutan bahan bakar injeksi, ban belakang lebar 180 dari sebelumnya 170, tenaga dan torsi lebih baik namun berat juga bertambah.

ducati-monster-11_g.jpg

Ducati Monster M900ie (2000)

Berikut Spek dari M900ie

Mesin: 904cc, air-cooled desmo L-twin, 4v, SOHC
Daya: 78bhp @ 8250rpm
Torsi: 72nm @ 6750rpm
Berat: 188kg

2001

Di tahun 2001 hadir berbagai series dari Ducati monster antara lain: Ducati Monster S4 Fogarty, Ducati Monster S4, Ducati Monster 900ie Dark, Ducati Monster 620ie, Ducati Monster 620ie Dark, Ducati Monster 620ie S.

Adapun Ducati Monster S4 Fogarty dirilis guna tribut untuk Carl Fogarty yang sukses di World Superbike. Dengan warna khusus khas Ducati 916-nya Foggy dan suspensi depan yang berdiameter lebih besar menjadi 43mm.

28751872_351772508660657_4051100921243893760_n.jpg

Ducati Monster S4 Fogarty Replica

Mesin: 916cc, air-cooled desmo L-twin, 4v, SOHC
Daya: 101bhp @ 8750rpm
Torsi: 92nm @ 7000rpm
Berat: 193kg

Selanjutnya, masih di tahun yang sama ada juga versi standar dari versi Foggy yaitu Ducati Monster S4 yang secara spek mesin persis hanya beda di warna.

Untuk Monster 600 di tahun 2001 juga terdapat perubahan pada kubikasi yang meningkat jadi 618 cc yang awalnya 583 cc dan tenaga yang melonjak dari 53 hp jadi 60 dengan torsi yang juga berubah dari 47nm jadi 53nm. Untuk bagian pengereman juga berubah yang awalnya single disc bagian depan menjadi dual disc dan suspensi depan disamakan dengan punya kakaknya si M900ie yaitu memakai diameter 43mm. Penamaan pun berubah menjadi Ducati Monster M620ie, Dark dan S.

2002

Ditahun 2002 giliran Ducati monster 750 dapat sentuhan dibeberapa bagian yang mana sekarang ditangani oleh Borgo Panigale dengan perubahan antara lain:

Mesin: 748cc, air-cooled desmo L-twin, 4v, SOHC, EFI.
Daya: 64bhp @ 8750rpm
Torsi: 62nm @ 6500rpm
Berat: 178kg

Pada Type S dan S4 swing arm menggunakan Aluminium swing arm, LCD display.

14157cee467fe1a660dfeadc8aa611e1.jpg

Ducati Monster M800ie (2002)

2003

Ducati Monster dengan spek tinggi akhirnya keluar di tahun 2003 dengan type antara lain: Ducati Monster 1000, Ducati Monster 1000S, Ducati Monster S4 dan Ducati Monster S4R.

Spek Ducati Monster M1000 dan M1000S

Mesin: 992cc, air-cooled desmo L-twin, 4v, SOHC, EFI.
Daya: 84bhp @ 8000rpm
Torsi: 84nm @ 6000rpm
Berat: 178kg

Untuk M1000S ada beda di windshield dan pelindung knalpot berbahan karbon fiber.

Ducati M1000S 03  2.jpg

Ducati Monster M1000S (2003)

Spek Ducati Monster S4

Mesin: 916cc, liquid-cooled desmo L-twin, 4v, DOHC, EFI.
Daya: 101bhp @ 8750rpm
Torsi: 92nm @ 7000rpm
Berat: 193kg

Spek Ducati Monster S4R

Mesin: 996cc, liquid-cooled desmo L-twin, 4v, DOHC, EFI.
Daya: 113bhp @ 8750rpm
Torsi: 96nm @ 7000rpm
Berat: 193kg

Untuk S4 dan S4R sudah menggunakan Marchessini 5 spoke rim. Sedangkan perbedaan yang mencolok dari S4R yaitu menggunakan single sided arm dan tentu mesin yang lebih unggul.

DUCATI-Monster-S4-11852_1.jpg

Ducati Monster S4 (2003)

DUCATI-Monster-S4R-11853_5.jpg

Ducati Monster S4R (2003)

Ditahun 2003 ini juga muncul Monster baru, yaitu Ducati Monster 800 bertype 800ie dan 800S dengan kubikasi sebesar 803 cc berpower 73 hp pada 8250 RPM dan torsi 69 nm pada 6250 RPM yang berpendingin udara.

2004

Untuk tahun 2004 muncul beberapa replika Ducati monster antara lain: DUCATI Monster 620ie Matrix yaitu replika Ducati Monster kerjasama dengan Warner Bros dalam rangka peluncuran film Matrix Reloaded, berikutnya Ducati Monster 620 Capirex sebagai tribute kepada Loris Capirossi. Ditahun 2004 ini juga ada update dari type 800 yang menjadi Ducati Monster S2R dengan perubahan power 77 hp pada 8250 RPM dan torsi 73 nm pada 6250 RPM dengan single side arm dan 5 spoke rim dari Marchessini.

Ducati-Monster-620ie-Matrix-Right-Side.jpg

DUCATI Monster 620ie Matrix

xl+2004_ducati_monster_620+side_view.jpg

DUCATI Monster 620 Capirex

784_0.jpg

Ducati Monster S2R (2004)

2005

Di tahun 2005 tidak ada update dari Ducati moster, masih menggunakan base type dari seri tahun sebelumnya.

Baru di tahun 2006 muncul seri baru yaitu DUCATI Monster S4RS Testastretta. Menggunakan mesin baru yaitu Testastretta berkubikasi 998cc dan tenaga yang melonjak dari S4R dan berat juga jauh turun menjadi 177kg yang dibarengi dengan penggunaan velg aluminium Marchessini 10 spoke tentu ini berimbas pada Power to weight Ratio (PWR) yang semakin baik pada DUCATI Monster S4RS Testastretta.

DUCATI-Monster-S4RS-Testastretta-11859_2.jpg

Ducati Monster S4RS Testastretta

Spek Ducati Monster S4RS Testastretta

Mesin: 998cc, liquid-cooled desmo L-twin, 4v, DOHC, EFI.
Daya: 130bhp @ 9500rpm
Torsi: 104nm @ 7500rpm
Berat: 177kg

2006

Lanjut di tahun 2006 ini muncul varian baru dari Ducati Monster S2R yang awalnya berkubikasi 803cc diupgrade jadi 992cc dengan penamaan Ducati Monster S2R 1000. Mesin: 992cc, air-cooled desmo L-twin, 4v, SOHC, EFI.
Daya: 95bhp @ 8000rpm
Torsi: 95nm @ 6000rpm
Berat: 178kg

DUCATI-Monster-S2R-1000-11846_1.jpg

Ducati Monster S2R 1000 (2006)

Selain itu muncul varian baru di kelas 600cc yaitu Ducati Monster 695 berdaya 73 hp/8500rpm dan torsi 61 Nm/6750rpm. Limpahan tenaga yang dahulu bisa didapatkan dengan Ducati moster ber kapasitas 800cc sekarang sudah dapat digapai oleh Ducati Monster 600cc.

DUCATI-Monster-695-11814_2.jpg

Ducati Monster 695 (2006)

2007

Ditahun ini tidak ada update berarti hanya peredaran dan produksi terpusat di tipe Ducati Monster S4RS Testastretta, Ducati S4R Testastretta, Ducati Monster S2R 1000, Ducati Monster S2R, Ducati Monster 695.

2008

Muncullah Ducati Monster edisi khusus yaitu Ducati Monster S4RS Tricolore dengan basis Ducati Monster S4RS Testastretta, menampilkan permainan 3 warna bendera Italia, serta warna rangka dan velg yang kali ini dilabur warna emas. sedangkan model lain yang mengiringi tanpa ada ubahan berarti antara lain: Ducati Monster Monster S4RS Testastretta, Ducati Monster S4R Testastretta, Ducati Monster S2R 1000, Ducati Monster 696.

2009

Ditahun ini bisa dikatakan sebagai era baru dari Ducati Monster baik secara desain maupun spesifikasi. Seri Ducati Monster yang muncul ditahun ini antara lain:

Ducati Monster 1100S dengan spek sebagai berikut:

Mesin: 1078cc, air-cooled desmo L-twin, 2v, SOHC, EFI.
Daya: 95bhp @ 7500rpm
Torsi: 103nm @ 6000rpm
Berat: 168kg

Suspensi depan belakang menggunakan ohlins, velg Marchessini, knalpot kolong 2 buah kanan kiri, single sided swingarm, kaliper radial bagian depan, info dikemudi full digital, rem belakang led, lampu depan dengan teknologi lampu utama yang kompak tapi memberikan pencahayaan yang baik.

Ducati Monster 1100S 11.jpg

Ducati Monster 2200 (2009)

Ducati Monster 696 dengan spek sebagai berikut:

Mesin: 696cc, air-cooled desmo L-twin, 2v, SOHC, EFI.
Daya: 80bhp @ 9000rpm
Torsi: 69nm @ 7750rpm
Berat: 163kg

2009-Ducati-Monster-696-04.jpg

Ducati Monster 696 (2009)

Dan Ducati Monster 1100 yang merupakan versi ‘murah’ dari Ducati Monster 1100S.

2010

Di tahun 2010 3 tipe yang dirilis ditahun sebelumnya tetap hadir tanpa ada ubahan berarti dan ada kelahiran Ducati Monster 796 dengan spek sebagai berikut:

Mesin: 796cc, air-cooled desmo L-twin, 2v, SOHC, EFI.
Daya: 87bhp @ 8250rpm
Torsi: 79nm @ 6250rpm
Berat: 167kg

6512_0.jpg

Ducati Monster 796 (2010)

2011

Tahun ini dirilis Ducati Monster 1100 Evo, basis kubikasi mesin masih sama tapi tenaga dan torsi naik signifikan, selain itu pengereman juga di cangkokkan ABS sistem dengan knalpot sekarang balik nyamping tapi sebelah kanan dengan dual mufflernya, berikut speknya:

Mesin: 1078cc, air-cooled desmo L-twin, 2v, SOHC, EFI.
Daya: 100bhp @ 7500rpm
Torsi: 103nm @ 6000rpm
Berat: 168kg

monster_1100_2013.jpg

Ducati Monster 1100 EVO (2011)

Untuk tipe lain yaitu Ducati Monster 1100, Ducati Monster 1100S, Ducati Monster 796 dan Ducati Monster 696 masih menggunakan basisi tipe yang lama. Adapun yang baru diluar EVO adalah Ducati Monster 796 MOTOGP replica dari Rossi dan Hayden.

rossi-monster-1.jpg

Ducati Monster 796 MOTOGP Replica (2011)

2012

Di tahun 2012 Ducati Monster 696, Ducati Monster 796 dan Ducati Monster 1100 EVO tidak ada perubahan, namun ada versi khusus yaitu Ducati Monster 1100 EVO Diesel Special Edition dengan spek sama persis dengan yang EVO standar.

DUCATI-Monster-1100-EVO-Diesel-Special-Edition-11877_4.jpg

Ducati Monster 1100 EVO Diesel Special Edition (2012)

2013

Di tahun 2013 Ducati Monster 696, Ducati Monster 796 dan Ducati Monster 1100 EVO, Ducati Monster 1100 EVO Diesel Special Edition tidak ada perubahan, namun ada versi khusus memperingati 20 tahun Ducati monster di line up 696, 796 dan 1100 yang perubahannya ada pada pewarnaan kaliper, front suspension, rangka yang berwarna keemasan serta spion balik ke era awal Ducati Monster yang membulat.

DUCATI-Monster-1100-EVO-20th-Anniversary-7301_1.jpg

Dari kiri ke kanan: Ducati Monster 1100 EVO 20th Anniversary, Ducati Monster 796 EVO 20th Anniversary, Ducati Monster 696 EVO 20th Anniversary.

Diluar yang dijelaskan diatas, di line up Ducati Monster juga ada tipe dengan kubikasi baru dan dikhususkan untuk daerah Australia dan New Zealand. Adalah Ducati Monster 659 yang diciptakan khususnya untuk pengendara pemula dengan spek antara lain:

Mesin: 659cc, air-cooled desmo L-twin, 2v, SOHC, EFI.
Daya: 52bhp @ 8250rpm
Torsi: 47nm @ 7500rpm
Berat: 161kg

7472565.jpg

Ducati Monster 659 (2013)

2014

Di tahun ini muncul varian baru dengan perbedaan di sektor mesin dan fisik, antara lain:

Ducati Monster 1200 S

Mesin: 1198cc, liquid-cooled Testastretta 11-degree L-Twin, 4 katup Desmodromic.
Daya: 145bhp @ 8750rpm
Torsi: 125nm @ 7250rpm
Berat: 182kg

Seri ini menggunakan suspensi depan dan belakang dari ohlins fully adjustable, dengan diameter suspensi depan mencapai 48mm. Rem dari Brembo depan belakang radial, yang tentunya ABS dan belakang semi floating disc.

DUCATI-Monster-1200-S-7274_6.jpg

Ducati Monster 1200 S (2014)

Ducati Monster 1200

Mesin: 1198cc, liquid-cooled Testastretta 11-degree L-Twin, 4 katup Desmodromic.
Daya: 136bhp @ 8750rpm
Torsi: 118nm @ 7250rpm
Berat: 182kg

Seri ini menggunakan teknologi yang sama dengan Ducati Monster 1200S tapi output dari mesinnya lebih ‘sopan’.

DUCATI-Monster-1200-7273_2.jpg

Ducati Monster 1200 (2014)

Next untuk seri Ducati Monster 796 ditahun 2014 tidak ada perubahan dari seri 796 ditahun 2010. Begitu pula untuk Monster 696 masih sama hanya koreksi berat yang berkurang 2kg. Dan tipe pasar domestik Australia yaitu Monster 659 masih plek sama dengan versi terdahulu.

2015

Di tahun ini perubahan dari ducati secara umum hanya ada pada permainan warna dengan hadirnya seri: Ducati Monster 1200 S Stripe, Ducati Monster 796 Corse Stripe namun ada kubikasi baru yaitu Ducati Monster 821 dengan varian Ducati Monster 821 S Stripe, Ducati Monster 821 Dark dan yang standar Ducati Monster 821. Adapun spek secara umum dari seri Ducati Monster 821 adalah:

Mesin: 821cc, liquid-cooled, Testastretta 11-degree L-Twin, 4 katup Desmodromically.
Daya: 112bhp @ 9250rpm
Torsi: 89nm @ 7750rpm
Berat: 179kg

DUCATI-821-Stripe-7253_9.jpg

Ducati Monster 821 S Stripe (2015)

Selain Ducati Monster 821 ada juga varian dengan kubikasi baru yaitu Ducati Monster S2R, dengan kapasitas 796cc dan bertenaga 87bhp di 8250rpm dan torsi yang terkail ada di 79nm @ 6250rpmdan bobot bersihdi 169kg

DUCATI-Monster-S2R-7248_3.jpg

Ducati Monster S2R (2015)

2016

Di tahun ini secara umum masih sama dengan tahun sebelumnya dengan seri: Ducati Monster 1200, Ducati Monster 1200 S Stripe, Ducati Monster 821, Ducati Monster 821 Corse Stripe dan Ducati Monster 821 Dark.

Adapun upgrade ada pada seri Ducati Monster 1200 R dengan spek detil sebagai berikut:

Mesin: 1198cc, liquid-cooled Testastretta 11-degree L-Twin, 4 katup Desmodromic.
Daya: 160bhp @ 9250rpm
Torsi: 132nm @ 7750rpm
Berat: 180kg

Perbedaan pada seri R ini antara lain, mesin yang di re-tuned oleh DS powerhouse sasis race grade dan suspensi yang race grade pula dari Ohlins, ban yang lebih lebar mencapai ukuran 200, pengereman menggunakan Brembo Radial M50 dan beberapa bagian ter’kosmetik’ memakai bahan carbon. Dengan power yang naik signifikan dan berat yang turun sekitar 2kg tentu sangat terasa PWR-nya. Dan sebutan The mos powerfull monster layak disandangnya.

DUCATI-Monster-1200-R-11954_19.jpg

Ducati Monster 1200 R (2016)

2017

Tahun 2017 Ducati Monster 797 dirilis dengan konsep motor yang lebih kompak, secara desain ada beberapa perubahan antara lain penggunaan lampu utama kombinasi LED dan bohlam, knalpot yang semakin pendek dengan konfigurasi 2-1, rangka tubular yang berubah konstruksinya, shock breaker belakang diposisikan lebih ke kiri, pengereman depan Brembo radial dengan pengaman ABS dari Bosch dan tangki yang kini lebih menyerupai Ducati 1200 R. Type 797 ini hadir dengan pilihan 797+ yang bedanya ada pada windshield kecil menutupi display di kemudi.

Mesin: 803cc, liquid-cooled Testastretta 11-degree L-Twin, 4 katup Desmodromic.
Daya: 54bhp @ 8250rpm
Torsi: 67nm @ 5750rpm
Berat: 175kg

Untuk tipe Ducati Monster 1200 dan 821 masih sama dengan tipe di tahun 2016.

Monster-797-Plus-My18-White-29-Slider-Gallery-1920x1080.jpg.jpg

Ducati Monster 797+ (2017)

Demikian line-up Ducati Monster dari awal sampai seri 2017, untuk tahun 2018 masih belum ada kepastian apakah ada edisi khusus 25 tahun. Biasanya sih ada…

Salam

 

Menyikapi Kesedihan

Assalamualaikum,

lake-tree-sunset-twilight-dusk-reflection-branches.jpg

Manusia tentu sunatullah pernah merasakan kesedihan. Dan seringkali melarikannya kepada hal yang logis dan hanya terjangkau oleh pemikiran manusia saja. Entah itu berpura-pura gembira kumpul dengan teman, menyalurkan kebiasaan dan hobi kita, atau mencoba move on dengan melakukan aktifitas keseharian berharap lupa akan sedihnya.

Ada tips yang saat ini saya sangat andalkan dan tidak pernah gagal apabila dilakukan dikala bersedih, Curhat dengan Allah. Ya… curhat, ngobrol, mengadu, berkeluh kesah kepada Allah, karena menurut seorang Alim kondisi manusia disaat sedih itu sangat mudah mendekat dengan Allah, mudah sekali berperasa halus dan memohon dengan tulus, Dan sekarang sedih curhat, merasa diperlakukan tidak adil langsung ngadu sama Allah, curhat lagi dan terus curhat, Insya Allah ringan. Astaghfirullah, semoga berkenan dan semoga saya di-Istiqomahkan demikian baik dikala sedih maupun gembira. Amin.

Highway, sebuah sinopsis (II)

Screen Shot 2017-10-17 at 2.33.46 PM

“Kalian tahu orang kaya? Kalian masih mau tetap dalam posisi dan diperlakukan seperti ini, terus menjilat kaki mereka, terus menghamba dan memohon belas kasih mereka. Sudah saatnya kita berhenti, acuhkan orang-orang kaya itu, biarkan perempuan ini aku bawa. Terserah nanti mau aku tembak dia atau akan aku jual ke rumah bordil” Mahabir menyalak.

“Kau akan mati seperti anjing” sahut seorang penduduk disitu. “Biarlah anjing mati selalu akan seperti anjing, hidupku sudah ditakdirkan sebagai pembunuh dan mau apa mereka? akan membunuhku berulang-ulang?” balas Mahabir.

Pagi belum menjelang Mahabir pergi meninggalkan kampungnya, dengan membawa sebuah mobil bersama beberapa orang temannya. Sedangkan Alia masih terikat dan mulut tersumpal berjalan terpaksa menuju mobil. Selama perjalanan dia berganti mobil truk guna menghilangkan jejak, sehari penuh Mahabir menghabiskan waktunya diperjalanan menuju utara menemui salah satu temannya. Malam menjelang sampailah Mahabir di tempat temannya, namun jawaban dan rasa khawatir dari temannya membatalkan Mahabir untuk singgah lebih lama disitu. “Kau sudah menggemparkan negri ini dengan menculik putri Tripathi, sekarang mungkin belum ada pencarian kawan namun tidaklah bijak apabila kamu tinggal disini. Aku hanya bisa membantumu memberikan solusi agar kamu tidak terlacak, sekarang segera lepas simcard ponsel wanita itu dan bawalah ia ke arah utara, kemudian ambil teleponnya dan suruh bawa teman kita yang satu itu ke arah berlawanan dan bepergian secara acak sambil kontak Tripathi” sahut temannya. Mahabir pun menyetujui sarannya dan tanpa lama berselang Mahabirpun pergi meninggalkan kediaman temannya bersama Alia dan satu orang temannya, sedangkan satu temannya lagi berpisah kearah berlawanan sesuai rencana.

Berjalan kembali sehari semalam, dan petang menjelang Mahabir sampai di suatu bekas tempat pengolahan garam di pinggiran gurun gersang. Mahabir dan kawan-kawannya beristirahat ditempat tersebut sedangkan Alia dilepaskan diruangan kosong dibelakang bangunan yang sepertinya dahulu dipakai sebagai gudang. Tepat tengah malam semua terlelap dalam kelelahan kecuali Alia tetap terjaga dalam takutnya. Dalam ketakutan dia memberanikan mengintip kondisi diluar lewat jendela kecil berjeruji dan nampak kawanan Mahabir tertidur pulas. Memberanikan diri mencari jalan keluar dan ternyata pintu tempat dia disekap ternyata tidak terkunci, seketika itu juga dia berlari menjauh dari tempat itu, berlari dan terus berlari dalam ketakutan dan putus asa. Sekian lama berlari dia tidak menemukan tanda kehidupan dan hanya padang gurun tak berujung dibatasi langit malam gelap menyeramkan yang terus ia temui. Dalam keputus asaan dan isak tangis ketakutan dia kembali berlari menuju tempat semula, ternyata Mahabir dan teman-temannya sudah menunggu dalam kemarahan yang nampaknya sudah memperkirakan perginya Alia. Belum berhenti lari Alia, Mahabir sudah membentaknya. Dalam lelah dan terkejut Alia jatuh tersungkur.

“Cepat pergi, silahkan berlari… tidak akan ada yang melarangmu saat ini” hardik Mahabir

bersambung…